ELEKTROGRAVIMETRI
OLEH :
SAMSUL RIZAL UMAMI (E1M013047)
SUMIATI (E1M013053)
SUTAMI ANGGRINI (E1M013055)
A. PENGERTIAN
ANALISIS ELEKTROGRAVIMETRI
Elektrogravimetri
adalah metode analisis yang didasarkan pada pengendapan zat dengan menggunakan
listrik . Atau elektrogravimetri
adalah metode penentuan kadar ion/unsur berdasarkan hasil penimbangan berat zat
yang mengendap pada salah satu elektroda pada reaksi elektrolisis terhadap
larutan cuplikan/ metode yang menggunakan pemisahan dan pengukuran ion dari
sampel, biasanya dari logam. Dalam proses ini sampel larutan dilakukan melalui
elektrolisis. Reduksi elektrokimia menyebabkan pengendapan pada katoda. Hasil
pada katoda ditimbang sebelum dan setelah percobaan, dan perbedan dapat
digunakan dengan menghitung persentase dari sampel dalam larutan. Pada reaksi
elektrolisis ini, energi listrik akan diubah menjadi reaksi kimia. Reaksi yang
terjadi pada elektrolisis bergantung pada sumber arus searah, jenis elektroda,
dan larutan elektrolit.
Beberapa
istilah yang dipakai dalam analisis elektrogravimetri:
· Sel volta (galvani) dan sel
elektrolisis adalah suatu sel terdiri dari dua elektroda dan satu atau lebih
larutan dalam wadah yang sesuai. Jika sel inti dapat memberi energi listrik
kepada suatu sistem-luar (eksternal), ia disebut sel volta atau galvani.
·
Sel
elektrolisis adalah energi kimia diubah menjadi energi listrik, tetapi sebagian
dari energi itu terbuang menjadi kalor (panas). Jika energi listrik itu
diberikan dari suatu sumber luar sel dinamakan sel elektrolisis. Dan
hukum-hukum faraday menjelaskan perubahan utama pada elektroda-elektroda. Suatu
sel tertentu dapat berfungsi sesaat sebagai sel galvani dan pada saat lain
sebagai elektrolisis.
Contoh : akumulator, timbal atau aki.
Gambar. Alat
Elektrogravimetri
B.
PRINSIP
DASAR ANALISIS ELEKTROGRAVIMETRI
Analisis
secara elektrogravimetri didasarkan pada prinsip sel elektrolisis yang
dilakukan selama waktu tertentu hingga proses reduksi atau oksidasi berlangsung
sempurna. Proses ini menghasilkan suatu produk tunggal dengan komposisi
tertentu . produk yang diendapkan pada suatu elektroda ditimbang sebagai
deposit. Cara pengendapan (elektrodaposisi ) mengikuti hukum
faraday dan hukum ohm.
Hukum
Faraday menyatakan:
1. Jumlah zat yang dihasilkan pada
suatu elektroda proporsional dengan kuantitas kelistrikan yang melewati
larutan.
2. Jumlah zat yang berbeda yang
terendapkan atau terbentuk oleh jumlah listrik yang sama proporsional dengan
ekivalensi zat tersebut.
Hukum Ohm menyatakan:
Hukum Ohm menyatakan hubungan
antara tiga besaran arus, daya dorong listrik, dan tahanan, bahwa arus I yang
mengalir berbanding lurus dengan daya dorong listrik E dan berbanding terbalik dengan tahanan R .
Pada umumnya terdapat tiga
macam kondisi yang dapat diterapkan pada suatu sel elektrolisis, yaitu:
a. Elektrolisis dilakukan pada
suatu harga potensial luar yang digunakan (Eapp) pada harga yang tetap.
b. Elektrolisis dilakukan pada
suatu harga arus yang tetap.
c. Elektrolisis dilakukan dengan
mempertahankan potensial salah satu elektrodenya (elektrode kerja) pada suatu
harga tetap.
Apabila
arus listrik mengalir ke dalam suatu sel elektrokimia, keseluruhan potensialnya
dapat dipengaruhi oleh 3 fenomena lain yang timbul, yaitu dengan adanya
potensial ohmik, polarisasi konsentrasi dan polarisasi kinetik. Potensial ohmik
ini disebut juga sebagai potensial jatuh dimana harga dari potensial ohmik ini
sebesar IR. Potensial ohmik ini dapat terjadi baik pada sel galvani maupun pada
sel elektrolisis. Pengaruh dari potensial ohmik ini adalah dapat memperbesar
potensial yang diperlukan untuk menggerakkan suatu sel elektrolisis dan
sebaliknya dapat memperkecil potensial yang terukur pada suatu sel galvani.
Bagaimana pun potensial ohmik ini selalu dikurangkan terhadap potensial
teoritis dari suatu sel:
Esel = Ekatode – Eanode – IR
Dalam
bentuk yang biasa, elektrogravimetri melibatkan pelapisan suatu logam pada
katoda platinum yang telah ditimbang dam kemudian penimbangan kembali untuk
menetapkan kuantitas logam itu. Misalnya, tembaga dilarutkan dalam asam nitrat,
katoda yang digunakan yaitu kasa platinum yang telah dibersihkan dalam asam
nitrat, dibilas, dikeringkan dalam oven, dan ditimbang, kemudian dicelupkan
kedalam larutan dan dibuat hubungan listrik dengan menggunakan sejenis jepitan.
Voltase luar dinaikkan sampai ampermeter menunjukkan suatu arus dan katoda
tampak kemerahan (dari tembaga). Akan tampak gelembung yang timbul dari anoda.
Pada akhir elektrolisis, katoda diambil dari larutan, sementara voltase luar
masih dikenakan (untuk mencegah melarutnya kembali lapisan tembaga itu oleh
kerja pada sel galvani). Katoda itu dibilas dengan air suling, kemudian
dicelupkan kedalam etanol atau aseton untuk memudahkan pengeringan, dikeringkan
dengan cepat dalam oven untuk menghindari oksidasi pada permukaan tembaga dan
akhirnya didinginkan dan ditimbang sehingga logam yang akan dipisahkan dapat
dipisahkan.